• Skip to primary navigation
  • Skip to content

ROSID

Blog Inspiratif

  • Beranda
  • Blog
  • Arsip
  • Disklaimer

Archives for Februari 2011

Kekuatan Informasi dan Pengetahuan dalam Memajukan Bangsa

26 Februari 2011 by Rosid

Informasi dan pengetahuan adalah jalan menuju titik kemajuan suatu bangsa. Dalam perannya sebagai “jalan” tersebut informasi dan pengetahuan sekilas memang satu hal yang sama persis, namun jika coba kita kaji lebih jauh apa yang dikatakan  Wikipedia ;

“Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.”

Maka bisa disimpulkan bahwa pengetahuan didapat setelah adanya informasi, jadi informasi dulu yang menjadi input kedalam pikiran kita kemudian  setelah informasi tersebut tersimpan didalam memori otak kita maka itu adalah pengetahuan. Pengetahuan yang ada didalam diri kita tersebut apabila dikeluarkan atau disampikan kepada orang lain maka pengetahuan tersebut berubah sifatnya menjadi informasi bagi orang lain, ketika informasi tersebut dapat disimpan di memori pikiran orang yang menerimanya maka informasi tersebut berubah menjadi pengetahuan bagi orang tersebut. Keadaan ini akan terus berulang dan berulang secara kontinyu seiring dengan derasnya arus penyampaian informasi dan kecepatan penangkapan informasi.


Secara khusus, informasi dan pengetahuan dapat berfungsi pada posisinya masing-masing, namun secara umum informasi dan pengetahuan memiliki peran yang sama, yaitu mencerdaskan peradaban.

Pada kesempatan Kontes Ngeblog Inspiratif Visimaya kali ini saya ingin coba mengulas mengenai peranan informasi dan pengetahuan dalam memberi inspirasi kemajuan bangsa. Salah satu factor dalam memajukan suatu bangsa adalah arus informasi yang tumbuh dengan baik, tidak terlalu cepat juga tidak terlalu lambat. Kuatnya arus informasi harus berbanding lurus dengan kemampuan masyarakat dalam menangkap informasi tersebut untuk kemudian ditranslitkan menjadi pengetahuan.

Tidak semua arus perkembangan informasi dapat ditranslitkan menjadi ilmu pengetahuan, karena tidak semua yang dikatakan oleh informasi itu benar (incorrect information), sedangkan sifatnya ilmu pengetahuan itu sendiri harus sesuatu yang benar yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah baik secara fakta maupun de jure. untuk informasi yang benar harus dimulai dari kebenaran penyampai informasi itu tersendiri. Contohnya, tidak semua informasi yang disampaikan oleh media telvisi itu benar, bisa jadi informasi yang disampaikan tersebut masih berupa isue, atau bahkan tidak jarang sebuah informasi sengaja dilontarkan ke publik untuk kepentingan bagi pihak-pihak yang berada dibalik media televisi tersebut. Contoh tersebut semakin fatal ketika pihak-pihak yang berkepentingan dibalik media tersebut terkait erat dengan kepentingan politik karena media tersebut cenderung dijadikan sebagai senjata propaganda untuk mendorong opini masyarakat terhadap apa yang dibenarkan oleh media tersebut.

Oleh karena hal tersebut kita sangat butuh sekali atas kehadiran media-media informasi yang dapat memberikan informasi yang benar, netral tidak berpihak pada satu kelompok tertentu, tidak mempropokasi terjadinya perselisihan dengan mengekspose perbedaan yang berlebihan. Sesungguhnya media seperti inilah yang akan menjadi Agent of Intelligence (agen pencerdasan), karena informasi yang disampaikan tidak hanya sekedar kabar atas perkembangan suatu kondisi, tapi juga kaya akan ilmu pengetahuan karena disitu terdapat kebenaran informasi yang bisa dipertanggungjawabkan baik secara fakta ilmiah maupun de jure.

Media informasi harus mempunyai kesadaran akan fungsinya sebagai bagian dari pendidikan masyarakat, namun bukan berarti menggiring masyarakat pada satu opini propaganda yang sebetulnya cenderung membodohi dan menyesatkan. Dengan kata lain media informasi tidak perlu menjadi ikan yang sudah didarat, namun cukup sebagai kail pancingannya saja.

Efek Sebuah Informasi

Hadirnya informasi dapat mengurangi kecemasan seseorang terhadap suatu kedaan disisi tempat lain yang memiliki hubungan emosional dengan orang tersebut, akan tetapi ketidak benaran suatu informasi bisa jauh lebih buruk efeknya dari sebuah kecemasan. Kita bisa melihat bagaimana ambruknya harga saham atau merosotnya nilai tukar rupiah akibat arus informasi  negatif suatu peristiwa, yang dapat mempengaruhi kehidupan berbisnis dan perekonomian.

Masih ingat dalam benak pikiran, ketika selang beberapa waktu gempa bumi di Sumatera Barat terjadi, muncul sebuah informasi palsu yang mengatakan akan terjadi tsunami dahsyat. Sontak saja informasi palsu tersebut membuat panik masyarakat yang mendengar informasi palsu tersebut, yang secara mental mereka berada dalam kondisi cemas dan takut akan terjadinya bencana tsunami.

Kalau itu adalah salah satu efek dari ketimpangan atas suatu informasi, maka lain halnya dengan informasi  beberapa waktu lalu yang mengabarkan perkara antara Ibu Prita dengan Rumas Sakit Internasional (RSI) Omni. Derasnya pemberitaan media mengenai kasus tersebut berefek pada kebangkitan empati masyarakat se-seantero tanah air yang berujung pada pengumpulan koin, dan ini sebuah gerakan masal yang sedikit unik menurut saya yang pertama kali terjadi di tanah air. Sayang sekali ya gerakan ini tidak dimasukan ke Guinness Books of Record. 🙂


Dari contoh-contoh tersebut saja kita sudah bisa melihat betapa kuatnya pengaruh sebuah informasi. Bisa kita bayangka apabila dalam setiap informasi yang disampaikan mengandung unsur-unsur inspirasi dan motivasi, saya rasa setiap orang yang menerima informasi-informasi dari media tersebut akan menjadi orang-orang yang penuh kreatifitas dan semangat.

Evolusi Informasi Menjadi Pengetahuan yang Membangun

Sebagaimana yang diuraikan diatas bahwa informasi yang benar (bukan hoax dan tidak menyesatkan) cenderung menjadi pengetahuan, pengetahuan yang dimaksud bukanlah sekedar suatu pemahaman yang diketahui saja, namun juga pengetahuan yang jika itu diwujudkan kedalam suatu tindakan akan melahirkan karya nyata yang memiliki nilai positif. Contoh sederhana, ketika media informasi menyampaikan bahwa, minum obat disertai dengan teh manis atau susu akan menghambat penyerapan komponen tertentu didalam obat, dan itu benar adanya (bisa dipertanggungjawabkan ilmiah), kemudian orang yang membaca informasi tersebut menghindari minum obat berbarengan dengan susu atau teh manis, maka jelas bahwa informasi tersebut merupakan pengetahuan yang mencerdaskan dan berdampak positif.

Sekedar ide, mungkin akan lebih bagus lagi apabila media informasi atau yang sering disebut dengan media massa tidak hanya sebagai sarana penyampaian berita akan tetapi juga sebagai ensiklopedia (wadah ilmu pengetahuan), sumber datanya ensiklopedinya tidak perlu terlalu muluk-muluk dulu,  sebagai permulaan mungkin ensiklopedi tersebut bisa merupakan rangkuman atau kliping atas pemberitaan yang telah disampaikan. Lebih bagus lagi kalau ensiklopedi informasi tersebut tidak hanya bersifat pengetahuan wawasan saja, melainkan juga menyampaikan teknis pengerjaan suatu tindakan seperti tips dan trik.

Ingat lho, penjelasan atas suatu istilah, peristiwa, sejarah, dan pengetahuan lainnya sudah terangkum memang di wikipedia, tapi belum ada satupun situs yang merangkum berbagai teknis atau cara pengerjaan suatu tindakan kerja (seperti tips dan trik tadi). Hal-hal yang berisfat tips dan trik mayoritas masih cenderung disebarkan oleh para blogger, dan ini sebetulnya kesempatan dengan nilai proyek yang besar.

Peranan Informasi dan Pengetahuan di Sendi-sendi Kehidupan

Secara keseluruhan, peran informasi dan pengetahuan sangat mustahil bisa dilepas oleh manuasia dalam tatanan kehidupan, infromasi bisa membangun namun juga bisa menghancurkan, kadang tidak juga tergantung seberapa benar informasi yang disampaikan, tetapi juga sejauh mana informasi tersebut bermanfaat. Oleh karena itu sangat perlu akan adanya filter atau aturan yang mengatur setiap aliran informasi yang ada, filter tersebut bukan untuk mengekang bukan juga untuk menghambat arus informasi, namun untuk mengendalikan supaya kita semua terlibat sebagai bagian dari pembangun kemajuan sautau bangsa, yang salah satunya adalah informasi dan pengetahuan umum.

Kita bisa berkaca kepada Korea Utara, pembatasan akses informasi yang berlaku di negara komunis tersebut luar biasa ketatnya, secara keamanan dan stabilitas negara mungkin itu bagus walaupun tujuannya buruk untuk melanggengkan keabsolutan tirani, namun jika diukur dari tingkat kecerdasan masyarakat jelas ini tidak baik. Bukan berarti di Korea Utara tidak ada orang yang cerdas, melainkan hanya sedikit saja yang cerdas itupun yang dapat menunjang kebutuhan negara, selebihnya dibiarkan dalam keterbelakangan dengan proteksi informasi dari luar, karena apabila banyak muncul orang-orang yang cerdas dengan membawa faham dari luar maka tirani terancam runtuh, dan itu artinya berbahaya menurut penguasa Korea Utara.

Apa yang terjadi di Korea Utara tentunya sama sekali tidak kita harapkan, karena salah satu tujuan utama kita hidup bernegara adalah supaya dapat hidup teratur secara beriringan dengan tujuan mencapai kesejahteraan bersama, dan salah satu penunjangnya adalah informasi yang benar dan bermanfaat yang dapat dijadikan sebagai ilmu pengetahuan sebagai fasilitas untuk memenuhi kebutuhan hidup


 

Filed Under: Politik

Ketika Guru Mata Pelajaran Berkata Cinta

22 Februari 2011 by Rosid

Kita semua tahu bahwa definisi cinta itu sangat luas, sulit dijabarkan secara ilmiah namun sesuatu yang alamiah. Banyak para ahli filsuf dan ahli kejiwaan yang mendefiniskan kata cinta tidak sedikit pula para pujangga yang begitu menjaga keagungan cinta. Lalu bagaimana ya jadinya kira-kira kalau guru mata pelajaran berkata cinta sesuai dengan bidan ilmu yang diajarkannya ?. Hehehehee… cekidot :

Guru Matemtika

Cinta tidak bisa dibagi ataupun dikurangi, kalau ditambah boleh. Kalau kita memaksakannya untuk dibagi atau dikurangi makan akan melahirkan cinta segitiga, atau bahkan segi empat, segi lima dan setarusnya. Harus dipahami juga bahwa dalam cinta 1 + 1 tidak selamanya menjadi 2, bisa 3, 4, 5 dan seterusnya. Heheheheee…. 🙂 Mamah + Papah = Mamah, Papah, Aku, Kakak, Adik… 😀

Guru Fisika

Cinta adalah gaya tarik menarik antara dua sisi yang besarnya berbanding lurus dengan perasaan masing-masing walau kadang harus berbanding terbalik dengan jarak antar keduanya. Cinta juga memiliki hukum yang mirip dengan hukum kekekalan energi, yaitu Cinta tidak dapat diciptakan, juga tidak dapat dimusnahkan, cinta akan mengalir dari satu jenis ke jenis yang lainnya. Heuheuheuuu… dari energi gerak jadi energi panas gitu misalnya ? 😛

Guru Geografi

Cinta akan melingkari khatulistiwa hati setiap manusia, manakala satu kutub memiliki garis meridian dengan kutub lainnya. ketika cinta sudah melingkari khatulistiwa hati tersebut, maka tekanan magma gelisah terus mendesak setiap malam beranjak. Kalau ini tidak segera terkendalikan bisa menimbulkan ledakan erupsi yang dahsyat. Xixixixixiiiiii…. lebih parah dari Tambora nih kayaknya ? 😀

Guru Kimia

Cinta akan berpeluang berekasi dengan sempurna apabila unsur perasaan ditambahkan dengan zat logika, kemduian dilarutkan didalam tabung rekasi keikhlasan dan kesabaran. Salah nambah zat bisa meledak nih…. 😀 heheheheeeee…

Guru Ekonomi

Cinta memerlukan modal, itu sudah pasti. Tapi perlu diketahui bahwa cinta juga bisa menyebabkan inflasi Anggaran Pendapatan Belanja Pribadi, apalagi ketika semakin tingginya angka permintaan tidak dibarengi dengan ketersediaan. Yang ada bisa-bisa melakukan dumping. Wah kalau sudah begini yang harus diperhatikan adalah sebesar apapun cinta kita, tetap harus memperhatikan equilibrium (keseimbangan) antara tingginya angka permintaan dan penjualan. Kalau tingginya permintaan si dia bisa-bisa kita jual rumah, tanah, atau mungkin jual diri gituh ???… jiah ntar dulu ahh… 😛

Guru Astronomi

Dalam ilmu tata cinta (tata surya kale ommm ??? 🙂 ), Luasnya cinta ibarat luasnya 7 lapis langit yang tidak ada satu orangpun dapat mengukurnya. Didalam sistem tata cinta itu sendiri bertebaran planet-panet perhatian, bintang-bintang kasih sayang, bulan kerinduan, asteroid cemburu, hati-hatinya juga… kadang suka ada kilatan meteor curiga. Tapi kalau bisa, kamu harus menjadi matahari yang terus memancarkan kesetiaan yang sewaktu-waktu akan menghasilkan gerhana keharmonisan. Heuheuuu… Gombal !!! 😀

Guru Komputer

Untuk menjaga hubungan cintamu, maka secara rutin kamu harus me-scan hati dan pikiranmu dari virus-virus rasa curiga yang bisa menyebebkan proteksi berlebihan, jangan lupa diupdate juga dengan cara meningkatkan komunikasi yang lebih baik. Buang file-file perasaan yang corupt dan tidak penting, kemudian ganti hardware cintamu dengan hardware-hardware yang lebih romantis. Kalau memang kondisinya sudah kritis coba di defrag, kalau masih tetap kritis coba direstart (tidak perlu di shutdown), terus instal ulang deh hubungannya. Cihuuuuuy… Bapak Komputer (jiahahaaaaa.. ibunya siapa ?) eksis juga neeeeeh ? 😉

Guru Biologi

Cinta kadang lahir dari benih-benih yang biasa saja (bukan bibit unggul), namun karena dipupuk secara teratur dengan pupuk yang kaya akan protein kepedulian dan mineral kasih sayang, maka benih cintapun dapat tumbuh dengan baik. Semakin baik proses penanamannya, maka anti body pohon cintapun jauh lebih kuat dalam menghadapi serangan hama-hama penggoda pasangan. Percaya dehhh… sama guru biologimah…. 😀 paling jago soal penanaman benih…

Guru Olahraga

Untuk dapat menyarangkan bola cintamu pada sudut hati yang tepat, maka kamu harus pandai-pandai melihat peluang dan kesempatan yang tepat untuk menendang atau mensmashnya. Tidak perlu tergesa-gesa, biar lebih fokus dan konsentrasi kamu harus pemanasan dulu supaya kamu tidak keram disaat harus bersaing dengan orang lain. Bener tuh paaa… begitu ada peluang saya malah suka keram, tapi untung saya bawa balsem…. saya colekin deh di hidungnya si dia. Wkwkwkwkwkkkk…

Guru Sejarah

Catatlah segala kebaikan orang yang kita cintai diatas prasasti hati dengan ukuran pahatan yang dalam. Agar jika kelak bila kita tdak lagi bersamanya kita dapat belajar dari segala catatan sejarah akan kebaikannya. Sedangkan segala keburukannya biarlah dibawa oleh para penjajah kembali ke negara asalnya. Mudah-mudahan tuh penjajah gak balik lagi bawa keburukannya… 😀

Guru PKn / PPKN / PMP

Inilah salah satu mata pelajaran yang paling mengerti tentang cinta. Ia mengajarkan kalau cinta kadang tidak memandang perbedaan suku, ras, golongan, kasta atau bahkan agama. Ketika kita disakiti, itu adalah kesempatan bagi kita untuk belajar lapang dada. Ketika kita diputuskan ia mengajarkan kita arti legawa, ketika kita hampir berselingkuh ia mengingatkan kita tentang kesetiakawanan cinta. Ketika kita sedang diselimuti kebahagiaan karena cinta, ia pun mengingatkan kita bahwa kita harus punya jiwa tenggang rasa dan toleransi, sebab tidak sedikit orang-orang disekitar yang sedang sakit karena cinta. Beuuuuhhh… hiks.. hikss.. hiksss… turut prihatin paa…buuu 🙁

Guru Bahasa Indonesia

Cinta bukan sekedar rangkaian kalimat yang jika diuraikan bisa menjadi ribuan bab atau halaman buku, cinta juga bukan sekedar bait dan syair-syair indah yang tertuang dalam monolog maupun dialog panggung sandiwara. Namun, apabila cinta telah benar-benar hadir dalam diri kita, ia akan menjadi frase-frase kebaikan perilaku pada diri kita meskipun kita tidak menyadarinya, dan itu akan melahirkan kalimat-kalimat yang berkarakter protagonis juga kualitas dialog yang enak dijalani. Ketika cinta tersebut benar-benar cinta yang tulus, maka kita bisa tidak peduli dengan awalan atau akhiran dalam cinta tersebut. Begitu cinta menjadi penguasa, kitapu lupa kalau sewaktu melakukan pendekatan kita harus mengeja-nya secara perlahan-lahan. Ahaaaaaaaayyyy….. no comentlah, mau idem aja 😛

Guru Antroplogi

Cinta dan kasih sayang merupakan marga yang berbeda dari satu suku yang sama, yaitu “suku hati”. Cinta cenderung menganut faham patrilinear, dimana mereka memiliki prinsip “cemburu”. Sedangkan kasih sayang lebh menganut faham matrilinear, dimana disini tidak ada kata cemburu layaknya kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Adakah ibu yang cemburu begitu anaknya menikah ?, tidak bukan. Ko bisa sih jadi patrilienar begitu kalau cinta ?, Gak tau ya, saya juga bingung dah seret ide, xixixixiiii…. 😀

Guru Kesenian

Dengan kekuatan imajinasi cinta, kita dapat memiliki motivasi yang kuat untuk menciptakan lukisan yang sangat indah. Namun dengan kemampuan melukis yang baik sekalipun, bukan sesuatu yang mudah untuk mengekspresikan cinta diatas kanvas secara sempuran dan menyeluruh akan arti cinta. Sekalipun kita menorehkannya dengan kuas kasih sayang, itu hanya sebagian saja ekspresi yang tersalurkan, karena selebihnya jauh lebih indah dari yang terlihat. Satu lagi, untuk memulai jalinan cinta kadang prosesnya seperti proses membuat karya seni, awalnya terlihat berantakan namun hasilnya bisa terlihat indah. Emang… cinta dengan seni, terasa lebih indah euuuyyy… 😛

Guru Agama

Belajar dulu ilmu agama yang rajin dan dengan benar, maka niscaya akan menemukan hakekat cinta sesungguhnya. Nah, skak mat lhooo…. 😀

Disklaimer :

Tulisan ini hanyalah karangan intermezo saya belaka yang dibaliknya sama sekali tidak ada unsur saran atau kalimat dari guru-guru mata pelajaran terkait. Bukan tidak mungkin terdapat banyak kesalahan dalam korelasi struktur ilmiah dari mata pelajaran itu sendiri. Oleh karena itu, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekliruannya.

Yang mau nambahain atau koreksi, dengan sangat senang hati saya sangat menanti.


Filed Under: Cinta, Sosial

Mengapa Kita Dituntut Menjadi Kaya ?

21 Februari 2011 by Rosid

“Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat”, firman Allah berulangkali dalam kitab suci Al-Qur’an. “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang-orang yang sanggup mengadakan perjalananan kepadanya”, tegas-Nya pula dalam surah Al-Imran ayat 77. Dan sejumlah ayat Al-Qur’an lain menegaskan banyak amal ibadah yang tidak dapat terealisasi kecuali dengan adanya biaya (uang) yang cukup banyak. Berarti, amal tersebut hanya dapat dilakukan oleh umat Islam yang mempunyai cukup materi alias kaya.

Rukun Islam ketiga, zakat, adalah mengeluarkan ukuran tertentu dari harta si pemilik yang diberikan kepada orang lain yang berhak menerimanya. Kita tidak bisa menjadi muzakki kalau tidak punya banyak harta. Mungkin kita tidak termasuk kedalam delapan golongan yang berhak menerima zakat, karena kita punya penghasilan yang cukup untuk menghidupi keluarga. Tetapi tentu tidak mempunyai kesempatan untuk menambah pahala dari zakat karena harta yang tidak mencukupi. Jadi, untuk bisa berzakat seperti tetangga, harus meningkatkan pendapatan dari yang diperoleh sebelumnya.

Seperti diketahui, nishab zakat emas adalah 20 mitsqal atau 96 gram. Jika dihitung dengan rupiah, maka jumlah emas x (dikali) harga/gram, yakni sekitar 96 x 400.000,- = Rp. 38.400.000,- (Tiga Pulu Delapan Juta Empat Ratus Ribu Rubiah). Jika kita mempunyai simpanan harta sejumlah itu dan telah mencapai haul, barulah patut mengeluarkan zakat sebanyak 2,5 persen. Dan kita berhak atas pahala dari Allah SWT.

Untuk menunaikan ibadah haji ke tanah suci, seorang muslim memerlukan biaya kurang lebih Rp. 40.000.000,-, jika bersama pasangan berati dikalikan dua, sehingga menjadi Rp. 80.000.000,-. Uang sejumlah itu sebenarnya tidak banyak bagi yang kaya. Oleh karena itu, untuk menunaikan ibadah haji kita harus memiliki uang lebih dari sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Kita tentu maklum, bahwa untuk dapat beribadah dengan nyaman kita membutuhkan masjid yang permanen, cukup sarana dan fasilitasnya. Berapa uang yang harus kita sediakan untuk membangun masjid serupa itu ?, tidak sedikit bukan ?, dan tidak mungkin kita mengharapkan dibangun oleh pihak lain.

Ini baru tiga contoh saja, sementara selain dari itu banyak sekali ibadah yang membutuhkan biaya yang terhingga.

Jawaban singkat dari masalah ini adalah kita harus punyabanyak uang. Dengan kata lain kita harus kaya. Kita dapat naik haji, memelihara anak yatim, membangun masjid, menyantuni fakir miskin, menyekolahkan anak-anak secara layak sehingga muncul generasi-generasi yang berkualitas. Kita bisa minum susu dan madu untuk kesehatan diri, bisa makan makanan yang bergizi sehingga kita bisa menjadi muslim yang kuat.

Untuk semua itu, kita harus kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas. Ketahanan dan kekuatan fisik dibutuhkan untuk bekerja keras. Fisik yang lemah apalagi sakit-sakitan tentu tidak mampu melakukannya, tetapi dengan kuasanya Allah tidak ada yang tidak mungkin. Kita perlu melatih terus otak agar terbiasa berpikir cerdas. Ibarat pisau, otak akan tumpul jika tidak diasah. Otak harus terus terlatih berpikir cepat dan akurat dalam memutuskan suatu kasus. Kasusnya sekarang adalah kita membutuhkan penghasilan yang melebihi kebutuhan sehari-hari.

Selanjutnya kerja fisik dan otak perlu dibingkai dengan hati yang ikhlas. Dengan ikhlas, jerih payah kita tidak sebatas bernilai duniawi, tetapi juga memiliki bobot ukhrawi. Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui.

Kita sering mendengar keterang dari para ustadz, bahwa seyogyanya penghasilan minimal seorang muslim atau UMRnya orang Islam adalah senilai nishab zakat. Artinya, kalaulah penghasilan kita masih dibawah nishab zakat, berarti kita termasuk orang yang miskin. Menurut keterangan ini, kebanyakan muslim dewasa ini berarti masih termasuk kedalam kelompok miskin atau setidaknya dibawah golongan menengah (pas-pasan).

Hitung berapa kewajiban zakat sobat secara langsung disini >>> Kalkulator Zakat

Filed Under: Budaya, Ekonomi

Rohingya, Berlari Menyelamatkan Surga

20 Februari 2011 by Rosid

Bertahun-tahun hidup dalam kekejaman dan kezaliman ideologi dan penguasa tirani, seakan tak layak baginya untuk hidup. Segala derita terus mereka terima demi menyelamatkan surga, ya surga. Mereka rela mempertaruhkan jiwa dan raga untuk menjaga keimanan dan aqidah Islam mereka walaupun segala siksa dan derita terus mereka terima. Siapakah dia ?, yaitu saudara-sauadar kita suku Rohingya.

Kurang lebih, beginilah kondisi mereka ditengah lautan. Subhanalloh...
Kurang lebih, beginilah kondisi mereka ditengah lautan. Subhanalloh…

Etnis Rohingya adalah penduduk asli negara bagian Arakan. Arakan sendiri merupakan sebuah negara bagian seluas 14.200 mil persegi yang terletak di barat Myanmar. Merupakan daerah pesisir timur teluk bengali yang bergunung-gunung. Berbatasan langsung dengan India di utara, negara bagian Chin di timur laut, distrik Magwe dan Pegu di Timur, distrik Irrawady di selatan dan Bangladesh di barat laut. Namun kini, mereka telah kehilangan hak atas tanah asli etnisnya.

Saudara-saudara kita melakukan Ibadah Sholat dipinggir pantai Sabang – NAD tempat yang diharapkan mungkin menjadi tanah harapan bagi mereka.

Penduduk Muslim Rohingya merupakan mayoritas penduduk di Arakan, dengan jumlah kurang lebih 90 persen. Namun selama 49 tahun kemerdekaan Burma (Myanmar) jumlah itu terus berusaha dikurangi, mulai dari pengusiran hingga pembunuhan, hingga saat ini hanya tersisa sedikit umat Islam Rohingya di selatan Arakan sedangkan di bagian utara Rohingya masih menjadi mayoritas.

Pada tanggal 16 Pebruari lalu voanews.com memberitakan 129 warga Rohingya diselamatkan di laut Indonesia setelah terkatung-katung selama tiga minggu diatas lautan setelah kapal kayu mereka pecah. Inalillah… 🙁 Pergi melarikan diri dari tanah airnya adalah salah satu pilihan paling tepat menurut mereka demi menyelamatkan diri sekaligus menyelamatkan aqidah mereka dari kezaliman penguasa Myanmar. Berminggu-minggu hingga berbulan-bulan mereka terapung-apung diatas luas bentangan samudera tak tentu kemana arah, mereka hanya punya semangat keimanan yang terus membimbing mereka untuk menemukan tanah harapan demi hidup rukun, tenteram, aman dan nyaman termasuk dalam menjalankan kewajibannya sebagaimana makhluk yang merasa bertuhan.

Anak Rohingya sedang bersuci

Bisa kita bayangkan sobat, betapa sulitnya cobaan keimanan yang mereka terima. Ini bukan dongeng, ini bukan kisah masa lalu yang kini sudah tidak ada, ini adalah kisah nyata dari waktu yang lalu dan masih terjadi sampai saat ini. Untuk sholat saja mereka taruhannya nyawa.

Kenyataan yang dialami oleh saudara-saudara kita dari etnis Rohingya mengingatkan kita kepada kisa Pemuda Ashabul Kahfi yang harus melarikan diri dari kedzaliman raja Diqyanus. Dengan mudahnya Allah menyelamatkan mereka dalam kelelapan tidur, hal ini mungkin karena pertolongan terakhir hanya tinggal satu yaitu kekuasaan Allah. Bedanya dengan etnis Rohingya saat ini adalah, dunia termasuk umat seluruhnya tahu keadaan mereka saat ini, namun masalahnya sebagian besar umat Islam itu sendiri kurang peduli untuk saling tolong menolong, yang sebetulnya umat Islam itu sendiri mampu menolong jika serentak kompak saling tolong menolong.

Apa yang dialami oleh etnis Rohingya saat ini mudah-mudahan membukakan mata hati dan pikiran kita, bahwa secara keadaan personalitas kita masih jauh lebih baik dari mereka, maka syukurilah itu., sedangkan secara keadaan umum umat Islam masih berada dalam kezaliman dan dunia tutup mata akan hal itu. Tidak ada alasan bagi kita untuk berkeluh kesah, tidak ada alasan bagi kita untuk lalai diri. Masih beruntung kita bisa beribadah dengan tenang tanpa ancaman senjata dikepala, masih berpakaian layak, masih bisa tidur nyenyak, panas tidak kepanasan hujan tidak kebasahan. Untuk menutup aurat saja kaum muslimah Rohingya menggunakan bahan dan benda apapun yang penting auratnya tetap terjaga, tidak peduli model, corak ataupun warna.

Anak-anak Rohingya, demi sebuah keyakinan dan aqidah menutup aurat dengan kain seadanya.

Dunia telah menutup mata terhadap penyiksaan junta militer Myanmar terhadap kaum Muslimin Rohingya, mereka hanya lebih peduli kepada satu sosok “juru dakwah” ideologi demokrasi mereka, yaitu Aung San Su Kyi. Mereka hanya perduli pada simbol-simbol ideologi, apalah gunanya ideologi kalau tidak memberikan kesejahteraan rakyatnya ? apalah fungsinya ideologi kalau tidak bisa menjamin ketenteraman dan kenyaman masyarakatnya ?.

Sampai kapankah kita turut serta menjadi bagian orang-orang yang tutup mata terhadap terhadap keadaan kondisi saudaranya sendiri ?. Mungkin kita berpikir dengan apa kita dapat membantu mereka ?, bantulah mereka dengan do’a yang sungguh-sungguh jika kita tidak bisa membantu mereka dengan hal lain, bantu dengan Qunut kita, bantu dalam munajat ditengah malam.

Semoga Allah terus melindungi mereka dan kita tidak tutup mata atas keadaanya…

Filed Under: Catatan Kaki, Islam Digest

Ketika “Bambu” Memaknai Hidup

17 Februari 2011 by Rosid

Sewaktu SMA dulu saya punya seorang guru, kebetulan beliau bukan guru mata pelajaran melainkan guru Bimbingan Konseling (BK). Mungkin hampir di setiap sekolah ya kalau guru BK itu sering dianggap paling disegani oleh siswa, siapapun yang berurusan dengan guru BK repot dahh.. urusannya. :-). Demikian halnya dengan guru BK SMA saya tersebut, karena saking segannya jarang sekali siswa-siswi yang mau akrab dengan karakternya. owh iya… beliau namanya Bapak Haryadi.

Tidak demikian dengan saya, semenjak SMP saya sering berprinsip “Sebelum menyukai mata pelajarannya sukai dulu gurunya, dengan begitu apapun mata pelajaran yang diajarkannya kita pasti akan suka”. Kadang saya itu masabodo dengan ranking, yang penting saya bisa memiliki hubungan yang baik dengan guru-guru saya, dengan begitu saya kira akan memberikan efek positif terhadap proses pendidikan saya, termasuk prestasi. Aminn… :-). Di sela-sela waktu luang saya sering menemui Pak Haryadi untuk berbincang-bincang berbagai hal, khususnya masalah mental dan karakter, karena saya rasa itu yang paling sesuai dengan tugas beliau.

Salah hatu hal yang menarik tentang dirinya terlepas dari segala kekurangannya yaitu kesederhanaannya yang membalut keluasan pengetahuannya. Bagaimana tidak sederhana, dengan status PNS dan golongan jabatan yang cukup tinggi beliau memilih tinggal dipetak kontrakan tiga ruang, usut punya usut ternyata sisa gajinya dari kebutuhan hidup  ia pergunakan untuk kuliah S3. (Semangat yang luar biasa)

Disela-sela waktu luang sepulang sekolah, saya berbincang-bincang dengan beliau, disetiap perbincangan selalu ada makna dan filososfi hidup yang beliau curahkan untuk saya. Salah satu hal yang ia sampaikan kepada saya adalah filosofi yang tersimpan dibalik pohon bambu, kurang lebih nasehat darinya yang coba saya simpulkan adalah sebagai berikut :

Coba kamu perhatikan rumpun pohon bambu, yang pertama kamu lihat adalah pada bagian akar, dibagian akar ini kurang lebih ada tiga pelajaran yang bisa kamu ambil, selebihnya kamu cari sendiri ;

Pertama, bambu sebelum tumbuh keatas dalam hitungan waktu yang cukup lama ia akan terus tumbuh kebawah menancapkan akarnya sampai akarnya betul-betul kuat untuk menopang batang pohon yang akan tumbuh. Kalau dilihat pada diri manusia, itulah iman dan ilmu. Agar ketika kamu tumbuh semakin dewasa dalam menghadapi hidup maka perbanyaklah ilmu dan perkuatlah iman, sehingga ilmu dan iman dapat menjadi penopang pijakanmu disaat kamu menggeluti segala persoalan hidup.

Kedua, ketika pohon bambu ditebang jarang sekali orang ada yang membabad habis dengan akar-akarnya. Artinya apa ?, karena betapa keras dan kuatnya akar tersebut. Begitu halnya dengan dirimu, secara fisik kamu akan musnah, akan tiada dan akan mati, jasad kamu boleh tiada tapi buah keimanan dan ilmu kamu harus tetap hidup, yaitu pada generasi setelahmu.

Ketiga, secara terlihat bambu tumbuh dalam satu batang, namun salah satu sifat bambu yang paling identik adalah hidup berumpun. Ini tidak terlepas dari peran akar yang saling mengokohkan antar yang satu dengan yang lainnya. Bahkan bisa dibilang akar mereka satu dalam kesatuan tapi secara batang mereka tumbuh masing-masing dalam satu batang. Ini menggambarkan bahwa untuk kuat kita harus rukun hidup dalam persatuan dan kebersamaan untuk menjaga diri, iman dan ilmu dari kehancuran.

Sampai disitu mudah-mudahan kamu sudah bisa memahami. Berikutnya coba kamu perhatikan bagian batang pohon bambu.

Pertama, bambu tumbuh dalam bentuk satu batang (tidak bercabang), dalam satu batang tersebut terdiri dari beberapa bagian buku-buku. Artinya apa, ini adalah simbol kesabaran. Untuk membangun sebuah kekuatan kita tidak bisa serta merta, tetapi harus ada proses setahap demi setahap dan pada fase-fase tahapan tersebut disitulah kekuatannya. Coba kamu bayangkan bambu tanpa buku, isinya kosong semua seperti pipa dari pangkal sampai pucuk, tentunya bambu tidak akan sekuat seperti kenyataanya dalam menghadapi henbusan angin.

Kedua, batang bambu keras, tapi lentur. Inilah salah satu sifatnya yang membuat ia tidak mudah roboh selain karena ditopang oleh akar yang kuat dan batang yang berbuku-buku tadi. Ini mengisyaratkan akan sebuah kelenturan, kelembutan namun konsisten pada diri kita. Jadilah pribadi yang kuat tapi tidak kaku/keras terhadap perkembangan keadaan, dan kamu harus punya pijakan yang kuat (akar=iman & ilmu) sebagai titik konsistensi kamu agar tidak melenceng.

Ketiga, salah satu hal yang dicontohkan oleh pohon bambu ia selalu hidup berumpun dan bersatu. Ketika satu batang pohon dihempas oleh angin maka batang-batang yang lain berada disekelilingnya untuk saling menjaga agar tidak ada yang tumbang. Selayaknyalah kamupun seperti itu dalam hidup bermasayarakat, bernegara dan beragama.

Baik, baru segitu yang bisa bapak sampaikan mudah-mudahan itu bisa jadi sedikit himah buatmu, selebihnya kamu cari juga ya…

Kurang lebih itulah pelajaran dari beliau (Bapak Haryadi) dalam memaknai pohon bambu sebagai cerminan kehidupan. Kini Bapak Haryadi sudah tidak lagi hidup berdampingan dengan kita karena pada tahun 2007 Allah telah memanggilnya pulang. Namun, sebagaimana dalam curahan hikmahnya dari pohon bambu tadi “kita akan mati, kita akan tida… namun, ilmu dan iman kita harus tetap hidup”. Hal itu kini menjadi nyata, beliau telah tiada… beliau telah menghadap yang maha kuasa, namun percikan ilmunya dalam belajar memaknai hidup Insya Allah akan terus ada, setidaknya didalam diri saya dan yang membaca artikel ini. Semoga Allah SWT menerangi jalan bapak disana…

Filed Under: Catatan Kaki, Inspirasi

  • Page 1
  • Page 2
  • Page 3
  • Next Page »

© 2019 · Rosid · Built on the WordPress