• Skip to primary navigation
  • Skip to content

ROSID

Blog Inspiratif

  • Beranda
  • Blog
  • Arsip
  • Disklaimer

Archives for Januari 2012

Jembatan-jembatan Kehidupan

29 Januari 2012 by Rosid

Hampir disetiap negara sekarang memiliki jembatan yang panjangnya berkilo-kilo meter, termasuk di negara kita sendiri. Sudah barang tentu disetiap negara ada pula jembatan-jembatan yang sangat pendek. Ada jembatan terpanjang, terpendek, terlebar, terkuat, termahal, dan terindah.

Ternyata sobat, jembatan-jembatan tersebut tidak hanya ada dalam bentuk fisik yang memiliki fungsi menghubungkan atau menyambungkan satu bagian wilayah dengan wilayah lainnya. Namun juga bisa ada dalam sendi-sendi jiwa kita.

Jembatan Terpanjang

Kalaulah saat ini jembatan terpanjang di dunia rekornya dipegang oleh Lake Pontchartrain Bridge dengan panjang 38.420 yang terdapat di Lousiana New Orleans, USA. Maka dalam kehidupan kita ada jembatan yang lebih panjang, sangat panjang sekali, yaitu Harapan. Panjangnya harapan nyaris tidak memiliki ujung. Kenapa saya katakan “nyaris” ?, karena kita sendirilah yang akan menuntukan ia berujung atau tidak.

Kita memang tidak bisa sepenuhnya bergantung pada harapan, namun kitapun tidak bisa lepas dari harapan. Harapan harus bisa menjadi pendorong bagi kita untuk mewujudkan harapan itu sendiri.

Tidak sedikit yang membatin dan mensugesti pikirannya dengan harapan, kenyataannya memang tidak sedikit pula para pelakunya yang kemudian berhasil menggapai harapan-harapannya tersebut walaupun mereka harus bergelut dengan resiko kegilaan dan bahkan sering dianggap tidak waras.

Jembatan terpanjang ini membuat hidup terasa begitu luas, namun selalu ada jalan untuk bisa sampai ke penjuru arahnya, seakan setiap beban hidup bukanlah sesuatu yang harus membuat diri menyerah.

Jembatan Terpendek

Jembatan terpendek dalam hidup kita adalah kebalikan dari harapan, yaitu Putus Asa. Inilah jembatan yang tidak akan membuat kita melangkah jauh. Semuanya terasa begitu sempit dan menghimpit, padahal kenyataanya kehidupan ini begitu luas. Didalam keluasannya begitu banyak terhampar peluang dan kesempatan bagi mereka yang tidak pernah lelah untuk mencari dan menemukannya.

Putus asa tidak akan mampu membuat kita bangkit dan berkembang. Cenderung menempatkan sebagai pribadi yang menyerah dan merasa diri tidak punya lagi arah. Kalau kita hampir saja menapaki jembatan ini, lekaslah sadar diri. Kemudian mulailah melangkahkan kaki ke “Jembatan Terpanjang”.

Jembatan Terlebar

Dengan jembatan yang lebar, maka akan banyak kendaraan yang mampu berlalu lalang melewatinya, tidak peduli seberapa panjangnya. Atau kesimpulannya semakin lebar jembatannya maka semakin banyak ruang tampungnya.

Analogi jembatan terlebar tersebut dalam hidup kita adalah Kesabaran dan Keikhlasan. Sabar dan ikhlas akan memberikan ruang ketegaran dan kepedulian dalam hati kita. Persoalan apapun tidak akan menjadi beban yang begitu berarti. Semuanya dihadapi dengan tenang, kepala dingin, dan bijaksana. Dengan demikian maka masalah akan bisa dihadapi lebih arif dan bijaksana, sehingga memiliki peluang untuk dapat dilalui dengan baik.

Jembatan yang lebar ini menjadikan diri kita sanggup menghadapi persoalan apapun dengan tetap penuh senyuman untuk tiba pada ujung jembatan dengan lebih tersenyum lagi.

Jembatan Termahal

Jembatan termahal itu ternyata tidak dibangun dengan biaya triliunan sobat, tapi gratis. Apakah itu ?, ia adalah kejujuran. Kita tidak perlu membayar sepeserpun untuk bersikap dan bersifat jujur.

Jujur menjadi semakin mahal ketika kejujuran tersebut semakin mahal. Kalau saja jembatan ini runtuh, maka sudah bisa dipastikan kita tidak akan mampu menyeberangkan ke bagian manapun.

Pepatah mengatakan “kejujuran adalah mata uang yang berlaku dimanapun”, semakin menggambarkan betapa mahalnya harga sebuah kejujuran. Tidak sedikit, orang-orang yang hidupnya seperti sia-sia karena runtuhnya “jembatan kejujuran”. Ketidakjujuran akan memperkeropos konstruksi jembatan penghubung antara kita dengan Tuhan, kita dengan sesama umat, dan kita dengan alam. Bayangkan, betapa mahalnya jembatan ini ?.

Kejujuran berkaitan erat dengan kepercayaan, kehormatan, dan keimanan. Percaya atau tidak, kesalahan kita entah itu yang skalanya besar maupun kecil rata-rata diawali dengan ketidakjujuran atau kebohongan, yaitu dimulai dengan berbohong pada diri sendiri yang sudah pasti juga berbohong kepada Tuhan. Sedikit menyentil mungkin ya, “Seandainya saja jembatan termahal ini terus dibangun di negeri kita, mungkin kelak tidak akan ada lagi jembatan seperti gambar diakhir postingan ini”.

Jembatan Terkuat

Bukan teguhnya coran semen atau pula kuatnya konstruksi baja yang menjadi jembatan terkuat dikehidupan ini. Melainkan sesuatu yang tersimpan didalam segumpal daging yang begitu mudah dihancurkan leburkan selayaknya daging, yaitu di dalam hati. Apakah jembatan terkuat tersebut ?, yaitu Keimanan.

Iman ibarat jangkar pada sebuah kapal yang harus dibawa kemanapun ia berlayar. Kalaulah kapal tersebut diibaratkan diri kita, maka jangkar iman tersebut harus senantiasa melekat kemanapun kita melangkah dan dimanapun kita berada.

Ketika sebuah kapal digoncang oleh hempasan gelombang dan diterpa badai, maka kapal tersebut akan menurunkan jangkarnya sebagai pengendali keseimbangan kapal agar tidak terombang ambing tanpa tentu arah. Demikian halnya dengan kita, begitu gelombang dan badai kehidupan menerpa, maka jadikanlah keimanan sebagai jangkar penahan agar kita tetap dalam posisi sebagai makhluk Tuhan yang taat, sehingga kita tidak terbawa oleh arus hidup yang tidak tentu arah.

Keimanan yang kuat, inilah sebuah jembatan yang tidak bisa diruntuhkan oleh apapun dan mampu menanggung beban sebesar apapun.

Jembatan Terindah

Ada begitu banyak jembatan di muka bumi ini yang dibangun, tapi sepertinya jembatan yang satu ini merupakan jembatan yang paling indah didunia, ia adalah Cinta dan Kasih Sayang. Dengan cinta dan kasih sayang akan menumbuhkan banyak rasa yang lainnya, yaitu kepedulian, saling menghormati dan menghargai, tenggang rasa, menyadari hak dan kewajiban, saling melindungi, kedamaian, dan ketulusan.

Siapapun, saya percaya ia akan merasakan keindahan hidup yang luar biasa manakala setiap apa yang ia lakukan didasari oleh cinta dan kasih sayang, apalagi cinta dan kasih sayang tersebut didasari pula oleh keimanan.

Dengan cinta dan kasih sayang, maka jembatan silaturahmi yang penuh keindahan akan terbentang kemanapun kaki kita melangkah. Hidup menjadi damai, dan dengan damai hidup menjadi begitu indah.

Demikianlah sobat, “sederet jembatan” yang mudah-mudahan bisa menjadi pelajaran supaya hidup kita menjadi lebih berarti dan bermakna. Bisa  menjadikan kita tidak mudah putus asa, selalu sabar dan ikhlas, menempatkan kejujuran pada tempatnya, semakin menguatkan keimanan, dan hidup disertai dengan cinta dan kasih sayang yang penuh kindahan dan kedamaian.

Amin…

jembatan-jembatan kehidupan

Filed Under: Inspirasi

Menjadi Ayah Yang Luar Biasa

25 Januari 2012 by Rosid

Ayahku Pahlawanku (ilsutrasi : wordans.com)
Ayahku Pahlawanku (ilsutrasi : wordans.com)

Selain sebuah kebahagiaan, menjadi seorang ayah juga tentunya memiliki banyak tantangan. Apalagi ketika hal ini sama sekali tidak pernah kita bayangkan atau pikirkan sebelum masuk ke jenjang pernikahan. Dikemudian hari tidak sedikit para ayah yang cukup kebingungan ketika harus menjadi ayah yang luar biasa buat buah hatinya.

Lantas apa saja tips atau langkah untuk menjadi ayah luar biasa tersebut ?, berikut ulasannya :

1.                   Menempatkan Kepentingan Anak

Apakah Anda seorang perokok atau peminum minuman keras ?,  sepertinya kita harus sepakat kalau itu tidak baik untuk mereka. Setiap apa yang dilakukan oleh seorang ayah, itu adalah contoh paling nyata dan paling dekat dari seorang laki-laki dewasa yang mereka ketahui. Cobalah untuk berhenti merokok atau minum-minuman keras, dengan begitu Anda sudah menempatkan buah hati Anda disudut pikiran Anda yang paling istimewa.

Dengan begitu pula Anda akan memberikan contoh langsung bagaimana menjadi pribadi yang sehat. Mungkin merokok dan minum minuman keras memberikan sensasi rasa nikmat tersendiri buat Anda, tapi sebetulnya itu sangatlah tidak nyaman untuk anak Anda dan bisa menjadi faktor pendorong kerenggangan antara Anda dan si buah hati.

Mungkin Anda tetaplah Ayah yang terbaik menurut mereka, tapi tahukah Anda kalau mungkin  Anda menjadi Ayah yang terbaik karena Anda adalah ayah satu-satunya Ayah mereka, bukan karena kualitas bagaimana Anda bersikap dan memperlakukan mereka dengan baik. Jangan sampai ini terjadi dengan diri kita.

2.                   Melindungi Mereka

Sebagai seorang ayah, salah satu peran utama Anda adalah sebagai pelindung. Ada banyak cara yang perlu Anda lakukan untuk memberikan perlindungan buat sang Anak. Bisa dimulai dengan keseharian dirumah, kemudian mengajarkan mereka kebiasaan keamanan yang baik. Mengajarkan contoh yang baik dengan menggunakan sabuk pengaman saat menaikin mobil, memastikan mereka menggunakan kursi mobil jika dibawah usia dan berat badan tertentu, dan lain sebagainya. Selain daripada itu tentunya perlindungan finansial juga penting, semisal : memiliki asuransi jiwa, asuransi mobil, dana darurat, wasiat.

Hal terpenting dari sebuah perlindungan untuk mereka adalah jadilah pelindung mereka untuk dunia dan akherat, ajarkan mereka tentang pentingnya ilmu  Agama. Ilmu yang akan tetap menjadi pelindung bagi mereka manakala kita tidak lagi selalu ada setiap saat untuk mereka. Ilmu yang akan selalu jadi penunjuk arah setiap keputusan dalam hidup yang harus mereka ambil.

3.                   Luangkan Waktu Untuk Mereka

Ketika kita pulang kerja, seringkali kita merasa lelah dan hanya ingin bersantai. Cobalah Anda pikirkan kembali, ini adalah satu-satunya waktu yang kita miliki untuk bersama dengan mereka setelah hari-hari kita disibukan dengan bekerja. Relakah Anda menyia-nyiakannya ?. Luangkanlah waktu sejenak untuk bertanya tentang keseharian mereka, berbaring di sofa dengan mereka, bercanda dengan mereka penuh ceria.

Pada akhir pekan, cobalah curahkan waktu sebanyak mungkin untuk mereka. Sementara ini mungkin banyak pekerjaan yang sangat membuat Anda bergairah, tapi percayalah kalau itu tidak akan lama sebelum mereka tumbuh dan tidak lagi ingin menghabiskan waktu dengan Anda, dan betapa sedikitnya memori sang Anak tentang saat-saat bersama Anda. Wahai para Ayah, ketahuilah bahwa “Hal yang paling diinginkan anak-anak dari ayah mereka adalah waktu Anda buat mereka”.

4.                   Berikan Mereka Pelukan

Seorang Ayah tidak perlu takut untuk menunjukkan kasih sayang. Anak-anak perlu kontak fisik, dan itu bukan hanya dari ibu mereka. Tunjukanlah kalau Anda bisa memberikan perlindungan kasih sayang (bukan hanya fisik dan keselamatan) untuk mereka.

5.                   Bermain Dengan Mereka

Pergilah ke luar dan bermain olahraga bersama mereka. Lakukan kegiatan semacam survival atau seperti game mencari harta karun. Bisa juga dengan game kecil-kecilan perang bantal. Tidak perlu yang berbiaya mahal, kalau perlu cobalah yang tradisional. Selain alami juga akan mengajarkan begaimana menikmati sebuah permainan yang mengasyikan tanpa perlu mengeluarkan banyak pengeluaran (walaupun mungkin hal yang tidak jadi soal buat Anda). Jangan hanya menonton TV, tunjukkan pada mereka bagaimana cara bersenang-senang dengan baik dan  positif.

6.                   Belajar Berperan Sebagai Ibu

Hal-hal yang secara tradisional sering dianggap sebagai “tugas ibu” kini tidak lagi hanya untuk ibu. Tidak ada salahnya Anda sekali-kali mengganti popok, menyusui dengan dot, memandikan, atau bahkan mengayunkan mereka untuk tidur di tengah malam.

Ayah harus membantu sebanyak yang mereka bisa, berbagi jenis tugas yang sama (jika mungkin). Dan pada kenyataannya, jika Anda seorang ayah dari bayi, ini adalah waktu yang tepat untuk membangun ikatan emosional dengan anak Anda. Anda harus memulai untuk melakukan banyak hal buat mereka, karena itu merupakan langkah awal bagaimana Anda memulai hubungan seumur hidup secara lebih dekat dengan anak Anda.

Sisi postifi lainnya dengan membiasakan hal ini adalah anak Anda tidak akan kehabisan kasih sayang yang serupa dengan yang diberikan ibunya ketika sang ibu sedang kurang sehat atau tidak enak badan.

7.                   Membacakan Untuk Mereka

Ini adalah salah satu hal yang lumayan penting yang dapat Anda lakukan untuk anak Anda. Pertama, ini akan sangat menyenangkan bagi Anak-anak, dan itu sangat bagus ketika Anda dapat berbagi sesuatu yang indah dari dalam buku dengan anak Anda sehingga membuat anak-anak terbiasa dengan buku. Kedua, Anda mengajar mereka salah satu keterampilan yang paling fundamental dan penting, yaitu membaca. Anak-anak akan terdorong ingin segera cepat bisa membaca agar mereka bisa lebih tahu banyak lagi tidak sebatas apa yang dibacakaln oleh Ayahnya.

8.                   Waktu Khusus Untuk Istri

Jangan sekali-kali menunjukan perselisihan apalagi pertengkaran dengan ibu mereka dihadapan mereka. Bagaimana cara kita memperlakukan ibu mereka akan mempengaruhi harga diri mereka, dan itu juga sama halnya dengan mengajarkan kepada mereka bagaimana memperlakukan diri sendiri dan wanita ketika mereka tumbuh dewasa.

Bersikap baiklah dan penuh kasih sayanglah dengan ibu mereka dihadapan mereka. Bekerjalah sebagai tim dengan istri Anda untun anak-anak Anda. Sisihkanlah waktu khusus untuk anda berdisksusi dengan istri Anda tanpa sepengetahuan anak-anak.

9.                   Ajarkan Mereka Tentang Harga Diri

Mungkin ini adalah poin paling penting dan nomor 1 didalam urutan apapun. Tidak ada yang dapat Anda lakukan yang lebih baik daripada memberikan sebuah karakter bagaimana mereka menjadi pribadi yang mempunyai harga diri. Bagaimana kita melakukan ini ? Satu juta cara bisa kita lakuka, tetapi yang paling penting adalah dengan menunjukkan kepada mereka (bukan memberitahu mereka) bahwa Anda menghargai mereka, dengan menghabiskan waktu bersama mereka, dengan berbicara penuh santun kepada mereka, mendengarkan pendapat mereka, memuji hal kebaikn yang mereka lakukan, serta mengajarkan mereka (tidak menyuruh mereka) bagaimana untuk menjadi pribadi kompeten.

10.               Ajarkan Mereka Tentang Keuangan

Ini adalah salah hal yang sering terlewatkan ketika kita berbicara tentang dadhood. Anda mungkin tidak perlu mengajari tentang dana indeks atau bursa efek. Tetapi, dari usia dini Anda dapat mengajarkan mereka nilai uang, bagaimana untuk menyimpan uang demi sebuah sesuatu yang ingin dibeli, kemudian mengajarkan bagaimana mendapatkan uang dengan kerja keras dan halal, dan bagaimana mengelola uang dengan tepatdan bermanfaat. Kenapa ini perlu ?, karena saya yakin Anda tidak ingin anak Anda  pergi mengarungi samudera kehidupan tanpa mengetahui sedikitpun seperti apa yang Anda lakukan.

11.               Jadilah Baik Untuk Diri Sendiri

Anda tidak harus menyerahkan seluruh hidup Anda ketika Anda menjadi seorang ayah. Anda juga perlu mengurus diri sendiri, menyempatkan diri Anda beberapa waktu untuk sendirian, dan beberapa waktu dengan teman-teman Anda. Ini menjadi perlu seperti ketika kita juga harus menjaga kesehatan kita. Makn-makanan yang sehat, istirahat yang cukup, minum vitamin dan lain sebagainya. Kenapa ini perlu ?, Pertama, karena Anda tidak bisa mengurus anak-anak Anda jika Anda sakit-sakitan. Kedua, Anda mengajarkan anak-anak Anda bagaimana menjadi sehat dalam hidup, dan Ketiga, Anda ingin menikmati suatu hari nanti bisa bergumul bersama cucu-cucu Anda (panjang umur).

12.               Jadilah Ayah Yang Baik Untuk Ibu Mereka

Sobat, ini tidak sama dengan No 8. Anda harus bisa sebaik mungkin menjadi suami dari ibu mereka, bahkan ketika mereka tidak melihat. Mengajak ibu mereka makan malam, melakukan pekerjaan di rumah untuknya, berikan dia waktu sendirian dan Anda yang mengasuh anak-anak. Beri ibu mereka sesekali kesempatan untuk pergi keluar bersama teman-teman semuhrimnya. Tunjukkan kasih sayang pada ibu mereka yang sudah begitu luar biasanya menjaga anak-anak Anda, berikan kejutan yang meskipun sederhana tapi sangat bermakna. Karena ketika ibu bahagia, anak-anakpun senang, dan Andapun sebagai ayah akan senang juga.

Sobat, demikianlah sebuah artikel yang mudah-mudahan bisa bermanfaat. Meskipun sebetulnya untuk memposting tulisan ini saya harus berlawanan dengan pepatah yang mengatakan “Jangan mengatakan sesuatu yang tidak kita ketahui atau alami”. Maksudnya apa ?, karena sampai saat saya memposting tulisan ini saya belum pernah menjadi seorang ayah maupun suami. Heheheheee….

Tapi paling tidak saya pernah menjadi seorang Anak dan punya seorang Ayah, ayah yang luar biasa bagi saya, adik saya, dan kakak-kakak saya. 

Filed Under: Keluarga

Bermain Dengan Anak-anak Mengurangi Rasa Penat

20 Januari 2012 by Rosid

Di hari yang lumayan sejuk ini (pas ngetik langitnya lagi nangis), saya ingin berbagi sedikit tips yang mudah-mudahan bermanfaat. Yaitu cara yang sangat sederhana ( insya Allah) untuk mengurangi rasa penat.

Ko cuma mengurangi, tidak menghilangkan ?

Saya tidak bisa menjamin ini akan menghilangkan rasa penat, walaupun mungkin tidak menutup kemungkinan itu. Ini dikarenakan saya bukan ahli medis, bukan psikolog, bukan pula paranormal. Heheheeee…

Apa yang saya tuliskan disini adalah apa yang sudah coba atau pernah saya lakukan, dengan patokannya “sederhana” alias tidak mesti banyak mengeluarkan banyak modal.

Mungkin secara sepintas akan terkesan menggelikan ya, apalagi kalau bagi sebagian orang yang menganggap “haduh, enggak banget deh !. gue udah bukan anak-anak lagi kali…”.

Sewaktu kita kecil dulu, hidup ini terasa tidak terlalu penuh beban. Walapun pada saat itu kita ingin sekali cepat jadi orang dewasa, dan faktanya tidak sedikit orang dewasa yang nyeletuk “pengen jadi anak kecil lagi”.

Dunia anak kecil adalah dunia yang penuh keceriaan, dunia yang sangat menyenangkan. Keceriaan-keceriaan anak kecilpun sedikit banyaknya mulai banyak diadopsi untuk dunia orang dewasa. Lihat saja bagaimana permainan air soft gun mengingatkan kita sewaktu kecil dulu main tembak-tembakan dari pelepah daun pisang.

Ketika kita merasa lelah dan penat dengan berbagai persoalan pekerjaan, cobalah gendong anak anda, atau keponakan, atau anak saudara, kalau perlu anak tetangga. Ajak mereka bermain dengan cara mereka, lalu bermainlah bersama mereka  dengan penuh keceriaan, masuklah ke dunia mereka, dunia yang bebas dan merdeka. Saya yakin, sobat-sobat akan ikut tertawa ceria seiring dengan asiknya mereka bermain.

Setiap kali saya merasa sedikit penat, saya sering lekas pergi ke rumah kakak saya. Disana ada 3 keponakan saya, masing berumur 10 tahun, 5 tahun, dan 2 setengah tahun. Semakin sering saya mengajak mereka bercanda, ternyata merekapun semakin sayang sama saya. Setiap kali saya datang, ketiganya berlarian menyambut saya sambil teriak-teriak. Yang berumur 5 dan 2,5 tahun sudah pasti berebut minta digendong. Lumayan berat memang sobat ketika harus mengendong mereka berdua sekaligus, tapi itu mampu melenturkan kepenatan saya.

Tahu tidak sobat ?, ketika saya akan pergi meninggalkan mereka (kembali ke kontrakan) ketiganya seperti mentap penuh harap supaya saya lekas berkunjung lagi. Huphh… Indah sekali sobat, itu baru keponakan bukan anak sendiri.

Cobalah sobat, dengan dunia anak-anak akan ada banyak hal yang sering membuat kita tersenyum menetralisir ketegangan pikiran. Apalagi ketika kita coba membayangkan itu sebagai cerminan “mungkin seperti itu juga ketika saya masih kecil”.

Menyesuaikan Dengan Yang Mereka Sukai

Bermain gelembung sabun dengan anak (ilustrasi : chem-is-try.org)
Bermain gelembung sabun dengan anak (ilustrasi : chem-is-try.org)

Ketika kita bermain dengan anak-anak, jangan bawa mereka ke dunia kita yang jelas jauh berbeda dengan mereka. Tapi, kitalah yang harus menyesuaikan dengan mereka. Begitu kita memasuki dunia mereka, maka kitapun akan terbawa untuk menciptakan sebuah kondisi yang mengasyikan baik buat sang anak maupun dengan diri kita sendiri.  Tidak usah malu seolah terlihat kekanak-kanakan.

Misalnya begini, ketika anak-anak sedang asyik main gelembungan sabun, ikutilah permainan mereka. Tentunya bukan dengan cara merebut larutan sabun mereka, melainkan kitapun punya sendiri. Ajak mereka adu tbesar tiupan gelembungnya. Jangan lupa, sekali-kali kita mengalah untuk mereka (tanpa mengatakan kalau kita mengalah) untuk menumbuhkan semangat dan rasa percaya diri mereka.

Kalau sobat-sobat main sendirian, baru akan terasa malu dan tidak ada yang mengapresiasi dengan wajah penuh keceriaan. Tapi, ketika sobat main gelembungan sabun dengan anak-anak, maka anak-anakpun akan menyukai itu. Ia akan takjub begitu melihat gelembung yang sobat tiupkan lebih besar dari gelembung yang mereka tiup. Lalu kemudian anak-anak mengejar gelembung sobat dan teriak penuh gemas begitu menyentuh dan membetuskannya.

“Om tiup lagi om…” atau “Pah… tiup lagi pah… yang gede yaaa….”

Mereka semakin ceria, dan semakin melihat mereka ceria kitapun semakin terbawa ceria. Sampai akhirnya rasa penat dan ketegangan pikiranpun ternyata mulai mengendur dari kepala kita. Lumayan sobat, dicoba ya… 

Filed Under: Keluarga, Tips

Sambal Kehidupan

19 Januari 2012 by Rosid

Siang itu matahari seperti sedang mengeluarkan semua unek-uneknya, ia sinari bumi dengan seterang-seterangnya sehingga nyaris membuat para penghuni bumi  seperti saya tidak henti-hentinya mengeluh kepanasan, dan berharap langit segera mendung kemudian muncul hujan yang bergantian shift dengan matahari.

Pada cuaca seperti itu yang sudah barang tentu panas, ternyata banyak sebagian dari kita yang sebetulnya cukup ekstrim meskipun mungkin terkesan biasa, yaitu keinginan untuk makan yang serba pedas disaat hari sedang panas.

“Wih… maknyus  nih kalau makan bakso terus sambelnya yang nendang !!!”

Kemudian ada lagi yang bilang :

“Panas begini… makan pake sambal terasi ekstra pedas ngejreng nih mata !”

Dan yang paling eksispun tidak ketinggalan :

“Panas-panas gini  kalo ngerujak ajib deh kayaknya !”

Dari nendang-nya bakso tadi yang kemudian diikuti oleh sambal terasi yang ekstra pedas terus disusul oleh rujak yang ajib, makanan-makanan tersebut sangat lengket dengan sambal. Ternyata, disadarai atau tidak, sepertinya sambal mempunyai makna lain yang Insya Allah bisa kita ambil hikmahnya.

Kenikmatan Dari Multi Rasa

Ada banyak rasa lain yang membuat sambal semakin nikmat. Ada rasa manis, asam, asin, gurih, bahkan pahit. Tapi bagaimanapun campuran rasanya, sambal tetaplah identik dengan rasa pedasnya, karena disitulah letak kenkimatannya. Ibarat kata, apalah artinya sambal kalau tidak pedas.

Lalu bagaimana jika sambal tersebut kita ibaratkan dalam kehidupan ?.

Setelah coba dipikir-pikir, jika dilihat dari multi rasa yang terbentuk dalam sambal tidak ubahnya kita dalam hidup.

  • Ada rasa asin yang bisa diibaratkan betapa kerasnya kehidupan dan memerlukan kerja keras.
  • Ada rasa asam yang bisa diibaratkan bahwa dalam hidup adakalanya orang lain bersikap tidak mengenakan.
  • Ada rasa pahit yang bisa diibaratkan kalau hidup tidak selalu semudah yang kita harapkan.
  • Ada rasa manis yang bisa diibaratkan bahwa dalam hidup juga ada banyak hal yang sebetulnya membahagiakan.
  • Ada rasa pedas dan panas yang bisa diibaratkan kalau hidup kita adalah ujian.

Bisa kita bayangkan, jika unsur rasa ada yang tertinggal dalam satu sajian sambal maka rasanya akan kurang nikmat. Mungkin demikian hal nya dalam hidup. Apa nikmatnya sambal kalau hanya terasa manis ?, begitu juga dengan hidup, jika tanpa ujian hidup kita akan terasa hambar dan begitu sekalinya diuji kita akan sangat terlihat cengeng dan gelisah.

Banyak situasi dan kondisi dalam hidup kita yang sebetulnya berbagai kondisi tersebut ada sebagai wujud kasih sayang Allah kepada kita, agar kita bisa merasakan betapa nikmatnya hidup ibarat kita merasakan betapa nikmatnya sambal.

Habis Sambal Tinggalah Haus

Setelah begitu lahapnya kita menikmati sambal, entah itu yang berbentuk saus, ulekan, sambal terasi, sambal tomat, sambal goreng, sambal kering, dan berbagai sambal lainnya. Maka, munculah rasa dahaga dari mulut kita yang penuh rasa haus. Kita tahu kalau sambal itu pedas, tapi dengan santainya kita begitu menikmatinya karena kita yakin bahwa setelah kita kepedasan akan bisa dinetralisir oleh yang namanya air.

Saya tidak bermaksud menyamakan atau mengumpamakan Tuhan dengan air, tapi ada satu pelajaran yang berharga bahwa Tuhan senantiasa hadir untuk memberikan kedamaian dan kesejukan buat diri kita.

Kalau dengan sambal yang pedas saja kita begitu menikmatinya, karena kita yakin setelah begitu kepedasan akan ada air yang menyejukan. Saya rasa (ini menurut saya yang bisa benar bisa juga salah), kitapun bisa mengambil pelajaran bahwa kita tidak perlu takut dan menyerah dalam menjalani hidup yang kadang ekstra pedas seibaratnya sambal, asalkan kita yakin dan sangat berpegang teguh bahwa Tuhan akan senantiasa hadir setiap saat untuk menyejukan dan mendamaikan jiwa-jiwa umatnya yang taat dan pantang menyerah dalam menggeluti pedasnya kehidupan.

Jadi, kalau kita merasa bahwa hidup ini sangat penuh ujian dan tantangan maka teruslah yakin berpegang teguh kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, ibarat kita saat menikmati sambal sambil berpegang teguh pada sebotol air segar.

Sobat, demikianlah sedikit coretan saya disaat senggang ditengah kengangguran saya. Mudah-mudahan bisa bermanfaat, mohon maaf atas segala kekeliruannya.

[box] “Bukan sambal namanya kalau tidak pedas, dan bukan hidup namanya kalau tidak ada ujian”.[/box]

sambal kehidupan

Filed Under: Inspirasi

Habis Manis Tidak Menjadi Sepah

15 Januari 2012 by Rosid

Sebagian besar dari kita tentu pernah dan bahkan sering mendengar kalimat peribahasa “Habis Manis Sepah Dibuang”. Menurut saya pribadi, mungkin ini adalah salah satu peribahasa yang paling populer di sekitar kita.

Ucapan peribahasa tersebut meruapakan gambaran dari ungkapan kekecewaan terhadap orang atau siapapun yang dianggap tidak tahu terimakasih, tidak tahu diuntung, tidak tahu balas budi atau beda-beda tipis lah dengan “Kacang Lupa Jaketnya”.

Mungkin bisa dibilang wajar kalau kalimat sindirian tersebut keluar dari orang yang sudah banyak memberikan pengorbanan namun dikecewakan oleh orang yang ia beri. Tapi jika kita hanya berpatokan kepada kesan kalau kita ini menjadi sepah setelah berjasa tentu itu kurang baik. Stop !!!, berhentilah dengan menyebut diri sendiri sebagai sepah.

Saya ingin sedikit mengomentari pribahasa “Habis Manis Sepah Dibuang” tersebut. Kenapa saya bilang sedikit ?, kalau banyak mendingan dijadikan buku ya, kan sekarang gampang banget tuh nerbitin buku, soal kualitas nomor sekian aja dah, soal gak laku paling nanti saya sendiri yang galau. Heheheheeee…

Siapa dari kita yang tidak ingin habis manis sepah dibuang ?. Saya rasa semuanya tidak ingin ya. Ternyata caranya ada dan sangat sederhana, yatiu…. eh maaf yaitu maksudnya (tadi salah ketik) : jangan menjadi sepah, jangan menjadi sampah, jangan menjadi layak untuk dibuang. Okey, kita mulai rada serius nih ya.

Soal sepah-menyepah (halah… istilah apa pula ini), sepertinya kesalahan yang paling awal datang diri kita sendiri :

  1. Mau menjadi sepah (biar rada saklek baca : Sampah)
  2. Menganggap diri sendiri sebagai sepah
  3. Betah menjadi sepah

Baik, sekarang kita coba bahas satu persatu :

Mau Menjadi Sepah

Sejak sekolah SD saya yakin kita sudah tahu dengan peribahasa ini, tapi seringnya kita baru sedia payung setelah hujan. Baru merajuk-rajuk setelah semuanya terjadi. Baru menyesal setelah kekecewaan datang. Maka, kalau tidak mau menjadi sepah, sejak awal kita harus lebih berhati-hati dalam banyak hal, terutama soal mempercayai. Saran saya yang mungkin paling paten, kalau memang niatnya menolong maka niatkanlah karena Allah semata, jadi apapun ending-nya insya Allah tidak akan kecewa.

Yang paling miris lagi adalah ketika ungkapan “Habis Manis Sepah Dibuang” tersebut terlontar dari seorang perempuan yang (maaf beribu-ribu maaf) sudah menyerahkan kehormatannya kepada lelaki yang bukan suaminya, namun kemudian ia dicampakan. Ini bisa jadi pelajaran buat perempuan lainnya, jangan biarkan diri Anda menjadi sepah dengan menyerahkan kehormatan hanya bermodal rasa percaya.

Kemudian ada juga laki-laki yang merasa sudah banyak mengeluarkan materi untuk kekasihnya, namun dikemudian hari setelah hartanya terkuras habis ia menganggap dirinya habis manis sepah dibuang. Nah, pelajarannya terserah dah ambil masing-masing. Masih mau jadi sepah ?

Saya tidak ingin mengajak saudara-saudara untuk menjadi pribadi yang pelit, tapi kita harus lebih hati-hati lagi terhadap apa dan kepada siapa yang akan kita berikan. Kecuali mungkin kalau untuk yang berkaitan dengan materi kita bisa berpatokan kepada Lillahita’ala.

Menganggap Diri Sendiri Sepah

Hai, sadarlah !. Tidak ada satu orangpun yang menganggap dirimu sebagai sepah atau sampah atau sesuatu yang tidak berguna lagi. Bahkan dia yang sudah mengecewakanmu sekalipun. Yang ada adalah diri sendiri yang menganggap dirinya sebagai sepah.

Percaya atau tidak, ketika kita menganggap kalau diri kita sendiri sebagai sepah itu sudah memberi sugesti dan magnet untuk semakin membuat diri kita terpuruk. Jadi, jangan biarkan pikiran kita sendiri yang mebuang dan mengubur diri kita kedalam sampah sejarah.

Betah Menjadi Sepah

Ini yang paling fatal. Setelah disia-siakan dan merasa diri sendiri tidak berguna, eh malah tidak melakukan apapun yang mampu membangkitkan semangat dan potensi diri. Seolah-olah dirinya betah menjadi sampah, betah menjadi tidak berguna.

Agar tidak betah menjadi sepah, maka hindari perasaan kalau diri sendiri sudah diperlakukan seperti sepah. Bangkitlah, lakukan banyak hal yang mampu mengalihkan pikiran kita dari praduga-praduga yang malah tidak menyehatkan hati dan pikiran. Ingat, didalam diri kita ada segumpal organ yang kalau organ tersebut tidak sehat maka seluruh badan kitapun tidak akan sehat, yaitu hati.

Tunjukan kepada orang-orang yang sudah menyia-nyiakan kita kalau dia akan menyesal karena sudah menyia-nyiakan kita.

Penutup

Habis manis sepah dibuang pada dasarnya menurut saya (menurut orang lain mungkin saja berbeda) lebih dikarenakan kesalahan diri kita sendiri. Tidak perlu menyalahkan orang lain, karena itu hanya akan membuat diri kita benar-benar menjadi sepah.

Kesalahan yang dimulai dari “mau menjadi sepah”, kemudian diperparah lagi dengan “menganggap diri sendiri sebagai sepah”, dan diperhancur lebur lagi ketika “betah menjadi sepah”.

Yang cukup penting agar tidak menjadi sepah adalah tetaplah menjadi manis, teruslah berusaha dan berkarya, serta teruslah menjadi yang berguna dan bermanfaat yang membuat siapapun tidak sanggup untuk kehilangan Anda apalagi membuang Anda.

Demikian sobat, semoga bermanfaat, karena Anda… begitu manis.

Filed Under: Inspirasi

  • Page 1
  • Page 2
  • Page 3
  • Next Page »

© 2019 · Rosid · Built on the WordPress